Ulasan Cerpen "Kemenangan yang Syahdu" Karya Tina Derika

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ


Hari/Tanggal pos: Ahad, 17 Juli 2022

Halaman: 14/14 ✅

Alhamdulillah setelah melalui penantian yang lumayan selama beberapa bulan, saya diizinkan Allah kembali untuk dapat berbagi ulasan mengenai karya lain milik Kak Tina Derika, penulis Melayu asal Malaysia. Sudah pasti cerpen kental menggunakan bahasa Melayu dengan sedikit campuran bahasa Inggris. 


● Kilas Komentar

Gaya bahasa pembuka cerpen begitu puitis. Misal, pada halaman pertama, 

MALAM ini, cuaca dingin sekali. Bayu berhembus mengikut rentak-rentak zikir memuji keagungan Ilahi. 

● Tokoh Cerpen

Terdiri atas tokoh utama, yakni Haryani. Kemudian dibantu dengan tokoh Haifa, Ustazah Syarifah, Puan Maimun, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, tokoh yang benar-benar berbicara di sini hanyalah Haryani, Haifa, Faisal, dan Hanim. Tokoh lainnya hanya dijelaskan melalui narasi semata. 

● Ringkasan

Cerpen ini menceritakan karakter Haryani yang sangat menyesali perbuatan di masa lalu kepada Puan Maimun (Ibu dari Haryani), menyadari diri banyak berbuat dosa pada beliau akibat lebih memperturutkan ego. Sempat menikah dengan seorang pria bernama Aris Azlan yang dia pikir mampu membangun bahagia dibanding keluarga yang telah dipunya. Berujung perceraian, memperoleh status seorang janda. 

Tidak ada yang mengetahui bahwa dia telah menikah, termasuk Haifa sahabatnya sendiri. Haryani percaya permasalahan muncul sebagai hukuman akibat dia suka menentang arwah Puan Maimun dan adik sendiri, Hanim. 

Ketika Hanim suka menolong dan berbakti pada Emak--Puan Maimun--sampai mahir membuat makanan sebagaimana masakan Emak, Haryani asyik bersumpah serapah terhadap Emak sampai membuat beliau menangis sekaligus berharap putri sulungnya mendapat hidayah. Emak hanya memandang sedih Haryani, tersenyum untuk rela dan kembali bekerja setelah mendapat sumpah serapah sebab meminta Haryani untuk menunaikan kewajiban sebagai seorang anak. 

Namun, itu telah berlalu. Kini sosok Emak sudah tiada, Haryani juga telah berubah. Sosok Abah yang masih hidup tak dapat pula diharap. Telah lama pergi entah ke mana. Seolah melepas tanggung jawab terhadap keluarga. Tersisa Hari Raya Idulfitri yang berbeda pada biasanya. Bila dahulu selalu tersusun hidangan--juadah wajib Melayu--beraneka ragam, hari raya ini sudah tak ada. Haryani akhirnya menyadari apa yang dirasakan oleh anak yatim ketika menyambut hari raya tanpa kedua orang tua. Hanya masakan Hanim yang dapat serupa Emak punya. 

Ketika kerinduan pada sosok Emak makin menjadi, tiba-tiba datanglah Hanim membawa kue semprit dan segala juadah kesukaan Haryani, teringat kakaknya pasti ingin makan hidangan layaknya buatan Emak. 

Haryani kaget, tidak menduga akan bertemu Hanim setelah sekian lama pergi. Mereka juga mengenakan baju kurung pahang dan tudung yang sempat disuji oleh Emak pada Syawal lalu. 

Beruntung Faisal sudah familier dengan Haryani, seseorang yang memberi sedekah pada acara Hari Raya Idulfitri kali ini, berinisiatif pergi dengan membawa Hanim, jauh-jauh dari Langkawi ke Kuala Lumpur. 

Hanim menyatakan dia bersyukur melihat kondisi Haryani sekarang dan mereka berpelukan untuk melepas rindu. Haryani berharap arwah Emak dapat memaafkan dia dan berbahagia. 


● Oposisi Biner

1. Haryani dan Hanim 

Sebelum memperbaiki diri, Haryani merupakan karakter yang menentang Emak. Selalu bersumpah serapah ketika dimintai bantuan oleh Emak. Hanim, adik dari Haryani memiliki sifat yang bertentangan dengan Haryani. Sosok Hanim berbakti dan suka menolong Emak. Ketika menjelang Hari Raya, nama Hanim selalu dipanggil oleh Emak. Berbeda dengan Haryani yang sudah menolak dan sering menghindari Emak. 

2. Haryani dan Faisal

Emak dari Haryani telah tiada. Haryani menyesal sebab merasa telah banyak berbuat dosa pada Emak. Dari sudut pandang Haryani, dia merasa iri dengan Faisal. Walau Emak Faisal juga telah tiada, tetapi Faisal merupakan sosok Abang yang baik dan anak berbakti, tidak berbuat dosa pada Emak. 

3. Emak dan Bapak Haryani

Ketika Bapak Haryani memilih pergi, menghilang entah ke mana, Emak tetap merawat kedua anaknya dengan penuh kasih sayang. Terbukti dari sosok Emak yang tak pernah putus harapan bahwa suatu hari Haryani mampu menjadi anak yang baik, walau sempat mengalami banyak pertentangan dari Haryani sendiri. 

Emak tetap memasak makanan yang disukai Haryani walau anaknya itu sering membuat sakit hati. 

4. Haryani Dahulu dan Sekarang

Dahulu Haryani merupakan sosok anak durhaka, keras kepala, dan suka memperturutkan ego diri. Namun, semenjak perceraian, Emak yang tiada, membuat dia tersadar untuk memperbaiki diri. Menjadi pribadi yang lebih baik dibanding apa yang telah dia perbuat di masa lalu. 

5. Perbedaan Memaknai Hari Raya antara Haryani dan Faisal

Haryani bingung dengan Faisal yang rela jauh-jauh melakukan perjalanan dari Langkawi ke Kuala Lumpur hanya untuk berhari raya. 

Menurut Haryani, sebenarnya Faisal bisa berhari raya di Langkawi saja. Tidak perlu susah payah datang ke Kuala Lumpur. Namun, Faisal membantah dengan mengatakan di mana saja, Hari Raya tetap dapat dilaksanakan. 

Tidak memandang lokasi. Hari Raya tidak menjadi berbeda.


● Rantai Paradigmatik

1. Hubungan antara Haryani dan Abah

Sosok Abah sudah pergi melepas tanggung jawab terhadap keluarga. Hal ini bisa menjadi faktor kurangnya kesadaran dari karakter Haryani di masa lalu. Menimbulkan dampak pada tingkah laku yang mencari perhatian pada pria lain seperti Aris Azlan, mencoba mencari seseorang sebagai pengganti kasih sayang Abah yang tidak pernah dirasakan. 

Sebaliknya, Hanim memiliki pemikiran untuk membantu Emak yang sudah tidak memiliki pasangan untuk dijadikan tumpuan. 

2. Hubungan antara Haifa, ibu saudara Ustazah Syarifah, dan Haryani

Haifa dan ibu saudara Ustazah Syarifah sudah mengetahui kondisi Haryani yang sudah tidak memiliki ibu lagi. Secara tidak langsung, mereka berusaha untuk memahami Haryani yang berada dalam masa perbaikan. 

Meski Haryani tidak pernah menceritakan segala permasalahan hidupnya pada Haifa, tetapi Haifa tetap setia menemani Haryani. Mendukung dan menenangkan Haryani untuk yakin bahwa sosok Emak yang dirindu pasti bahagia melihat sosok Haryani yang sekarang.

 

● Makna (Secara Struktur)

Cerpen ini menitikberatkan konflik hubungan antara ibu dan anak. Pembaca menyadari bahwa cerita ini memiliki sistem yang mengacu pada permasalahan kekeluargaan. Suatu keluarga terbentuk oleh sosok ayah, ibu, kakak, dan adik. Apabila seluruhnya mampu menjalankan tanggung jawab masing-masing dengan baik dan saling melengkapi kekurangan satu sama lain, maka keluarga itu akan harmonis dan tidak menemui banyak permasalahan berarti. 

Namun, apa yang terjadi pada sosok Haryani justru sebaliknya. Jalinan tali keluarga itu terputus dari sosok Abah yang pergi. Otomatis tanggung jawab yang seharusnya seimbang sebab dipegang oleh Ayah dan Ibu, kini hanya bergantung pada Emak. Terjadi ketidakstabilan dalam sistem rumah tangga. Satu anak berbakti, anak yang lain diluar kendali. 

Sehingga mencapai sistem keluarga harmonis tidak serta-merta dapat diraih begitu saja. Cerita akan berbeda jika sedari awal sosok Abah tidak pergi. Bisa saja sosok Haryani akan menjadi pribadi yang baik seperti Hanim.

Meski sempat mengalami konflik, ada Haifa, Faisal, Emak, Hanim, dan karakter lain yang kembali membantu Haryani untuk melakukan perbaikan diri. Sehingga pada akhir cerita, Haryani telah mengakui kesalahan dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


● Representasi "Kemenangan yang Syahdu"

Dalam cerpen ini makna kemenangan yang syahdu tergambar pada keberhasilan tokoh Haryani dalam memaafkan dirinya sendiri, mendekatkan diri pada ilahi (Allah), memperbaiki diri, dan menerima kesalahan yang pernah dia lakukan di masa lalu. 

Selain itu, pertemuannya dengan Hanim setelah lama berpisah juga menjadi kemenangan membahagiakan baginya sebagai hadiah dari Allah sebab sudah mau memperbaiki diri. 


Pesan Moral

Menjadi pemaaf, sabar, dan terus belajar merupakan sikap yang perlu dipertahankan selama masa perbaikan diri hingga akhir hayat. 

Bagaimanapun hidup yang kita lalui sebagai manusia di muka bumi, tetaplah yakin akan kuasa dan kasih sayang Allah. Jangan berputus asa dan takut sebab Allah Maha Pengampun atas segala dosa yang telah diperbuat hamba-Nya, kecuali dosa syirik atau menyekutukan-Nya. 

◍ Pesan untuk penulis:

Mohon maaf bila ada kesalahan kata dan simpulan dalam ulasan mengenai cerpen ini sebab kesempurnaan hanya milik Allah. Semua orang berhak memiliki pendapatnya masing-masing dalam menyikapi cerpen ini. 

Semoga bermanfaat. Tetap semangat dalam berkarya untuk Kak Tina Derika dalam menyajikan cerita yang mengandung nilai kehidupan, keagamaan, dan moral kebaikan. Sekian, terima kasih. ☺🙏🏽

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Martapura, 17 Juli 2022

(Kalimantan Selatan) 



Komentar