Ulasan "Maie" Bagian 1 Karya Tina Derika

 بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ


Hari/Tanggal: Senin, 18 Juli 2022

Halaman: 13/13 ✅

● Ringkasan 

Cerpen ini mengisahkan tentang Farukh, pelajar berprestasi yang berani menjatuhkan dirinya sendiri dari sepeda motor sampai dirawat ke rumah sakit dalam ruang VVIP sebab ingin mendapatkan perhatian dari ibu kandungnya, Puan Seira. 

Dirinya berani mengeluarkan biaya asuransi untuk perawatan di sana. Semua dia lakukan agar Puan Seira mengkhawatirkannya selain perhatian yang selalu dihadirkan oleh papanya. Sayang, saat memanggil Puan Seira melalui telepon, nyatanya wanita itu tidak memberi perhatian penuh seperti yang dia harapkan dan hanya memberitahu akan memeriksa keadaan lewat komunikasi bersama pihak rumah sakit. 

Mendengar hal tersebut, Farukh yang takut bila aksi dan tujuannya terungkap oleh Puan Seira, berusaha membujuk Puan Seira sekali lagi untuk langsung memeriksa keadaannya ke rumah sakit. Lagi-lagi, Puan Seira menolak, bahkan memberitahu bahwa dia akan mencari Farshad, kakak kandung Farukh yang telah lama hilang sejak mereka bepergian ke Australia, kampung halaman mamanya itu. 

Farukh masih ingat masa kehilangan kakaknya saat dia  masih berusia empat tahun dan Puan Seira masih terobsesi mencari keberadaannya sampai sekarang. Dari dahulu Encik Fikhairil (ayah kandung Farukh) dan Puan Seira (ibu kandung Farukh) sibuk mencari Farshad hingga tidak sadar sudah mengabaikan Farukh. Namun, sejak Farukh menunjukkan dampak anak yang terabai, papanya mulai sadar dan berusaha hadir kembali sebagai sosok ayah yang membina putranya. Akan tetapi, Puan Seira hanya menunjukkan rasa penyesalan di awal dan kembali terobsesi di tengah-tengah masa itu untuk melanjutkan pencarian Farshad. 

Sebab hubungan yang kian merumit dan berjarak antara Puan Seira dan Encik Fikhairil, mereka memutuskan untuk berpisah dan menekuni jalan masing-masing. Encik Fikhairil menikah lagi dan Puan Seira masih sibuk dengan obsesinya. Dalam situasi seperti itu, Farukh tetap berusaha bertahan dengan Puan Seira sebab tidak tahu siapa lagi yang akan menjaga mamanya walau Puan Seira sendiri tidak pernah benar-benar peduli dengannya. Dia juga turut gembira ayahnya dapat mencari kawan baru yang bisa dibina dengan baik. 

Di rumah sakit, dia bertemu dengan Aunty Myra dan Encik Muzammir, adik-kakak yang pertama kali berada di depan pintu ruang ia dirawat. Sosok Aunty Myra mengajarkan Farukh perasaan mendapat kasih sayang seorang ibu kandung yang tiada dirasakannya lagi sejak Farshad menghilang. 

Farukh mempelajari kondisi Aunty Myra yang mengidap Alzheimer dan sakit jantung, serta Encik Muzammir yang senantiasa sabar mengawal sejak Aunty Myra kehilangan anggota keluarganya. Suami Aunty Myra dan Maie--anak kandungnya sudah lama pergi meninggalkan Aunty Myra seorang diri. 

Meski terlupa akan masa empat tahun yang berharga bersama Maie di masa lalu, Aunty Myra selalu menyebut namanya walau tidak ingat rupa dan siapa Maie yang sebenarnya. Mengetahui kenyataan pahit yang harus diterima oleh Aunty Myra, Farukh menjadi iba dan sering membiarkan wanita itu selalu memanggilnya Maie. 

Ketika pagi hari dia telah diizinkan pulang dari rumah sakit, perasaan bahagianya lenyap seketika waktu bertemu Melur di persinggahan bus. Melur ialah wanita liar dan suka merokok. Dia meminta Farukh membayar 10RM--Ringgit Malaysia setara 34 s.d. 35.000--dengan alasan tagihan hutang. 

Padahal, dia berhutang dengan teman laki-laki Melur. Terpaksa Farukh keluarkan 10RM, tetapi Melur menagih bunga. Ditengah kejadian penagihan hutang, Nanna--neneknya menelpon. Beliau memberitahu bahwa Puan Seira berkabar kalau dia berhasil menemukan Farshad. 

Seketika Farukh tidak tahu harus bereaksi antara bahagia mamanya berhasil menemukan Farshad atau sedih sebab ada kemungkinan dia akan makin diabaikan dengan kehadiran kakaknya yang sudah lama menjadi obsesi mamanya itu. 

Ditengah kecamuk pikiran yang membingungkan, Farukh menyerahkan 20RM sebagai uang bunga kepada Melur. Melur memuji sikap murah hati Farukh dan memberi setengah rokok yang sempat diisap sebagai hadiah atas kebaikan tersebut. Segera Farukh terima tanpa kata-kata agar Melur pergi dari hadapannya. Dia tidak mau berurusan lebih lama dengan Melur. 

Saking kacau hati dan pikiran saat itu, diisapnya rokok pemberian Melur yang tinggal sedikit dalam-dalam, kemudian dia embuskan asap keluar sambil membuang dan menginjak sisa rokok yang ada. 

Dia mencoba berjalan-jalan sejenak dengan muram dan entah mengapa dia mendengar suara Aunty Myra memanggil. Terlalu sakit hati, dia menjadikan Aunty pelampiasan dengan berpura-pura saja menjadi Maie. 

Dia ingin mendapatkan kasih sayang penuh yang selama ini dia inginkan. Beruntung Aunty Myra menerima kondisi tersebut dan membalas tiap perkataan Farukh penuh sabar. 

Tiba-tiba Farukh terbangun di kasur rumah sakit. Padahal, dia yakin sudah diberi izin untuk pulang. Rupanya dia terhirup dosis ganja yang ada pada rokok pemberian Melur. Meski sedikit, tubuh yang tidak pernah tersentuh ganja tak mampu menahan efeknya. 

Barulah dia mengerti mengapa dia terbaring lagi di rumah sakit. Dia masih ingat jelas percakapannya demgan Aunty Myra ketika bersedih, tetapi mengira bahwa itu semua hanya ilusi yang dibuat sebab terhirup ganja. 

Setelah tambahan sehari perawatan di rumah sakit, Farukh pun dapat pulang sebab selesai dari masa pemulihan. Di saat hendak pulang, Encik Muzammir datang menyampaikan surat dari Aunty Myra yang ternyata telah tiada dalam tidurnya pagi itu. Dia berpamitan pada Farukh sebab sebentar lagi dia harus lanjut bantu mengebumikan adiknya yang telah tiada. Dia juga berpesan bahwa Aunty Myra bahagia bisa bertemu dengan Farukh. 

Ketika Encik Muzammir pergi dan membaca surat dari Aunty Myra barulah dia sadar percakapan mereka saat itu bukan sekadar ilusi belaka. Dia menangis membaca pesan tersebut sebab merasa bersalah, rindu, dan berterima kasih pada Aunty Myra yang mau menerima dia apa adanya. Aunty Myra juga berpesan agar Farukh tetap sayang dan menjadi anak soleh terhadap ibu kandungnya. 

Saat bertemu kembali dengan lelaki yang berprofesi sebagai guru musik sekaligus kenalan satu ruang rawat di rumah sakit dan setelah kepergian Aunty Myra, pertama kali dia memutuskan memiliki nama panggilan Maie. 


● Tokoh Cerita

1. Farukh (Tokoh Utama) 

2. Puan Seira (Ibu Farukh) 

3. Encik Fikhairil (ayah Farukh) 

4. Farshad (Kakak kandung Farukh) 

5. Encik Muzammir (Kakak dari Aunty Myra) 

6. Aunty Myra (Adik Encik Muzammir dan Ibu dari Maie) 

7. Maie (meninggal di usia 4 tahun akibat menderita Leukimia) 

8. Suami Aunty Myra (sudah pergi selepas meninggalnya Maie) 

9. Melur (gadis liar, teman dari lelaki yang pernah menjadi tempat bagi Farukh untuk berutang)   

10. Nanna (nenek Farukh) 

11. Lelaki, teman Farukh satu ruang sekaligus guru musik

Dari kesepuluh tokoh, hanya tokoh Farukh, Puan Seira, Encik Muzammir, Aunty Myra, Melur, Nanna, dan lelaki satu ruang dengannya di rumah sakit yang mendapatkan bagian dialog. Farukh, Puan Seira, Encik Muzammir, dan Aunty Myra yang mendapatkan banyak kesempatan dialog dari bagian percakapan.


● Bahasa dalam Cerita

Didominasi oleh bahasa Melayu dengan sebagian selingan bahasa Inggris. Terutama saat Farukh melakukan percakapan dengan Puan Seira yang memiliki logat Australia ketika berbicara dalam bahasa Inggris. 


● Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen cukup sederhana dan mudah dipahami. Ada sebagian percakapan menggunakan bahasa Inggris, sehingga menuntut pembaca untuk turut memahami maksud dari percakapan tersebut. 

● Oposisi Biner

1. Harapan Farukh Terhadap Puan Seira dengan Reaksi yang Diberi Puan Seira

Farukh yang sakit berharap Puan Seira mau menemuinya di rumah sakit dan memberikan perhatian seorang ibu kandung terhadapnya. Sayangnya Puan Seira lebih memilih pergi ke Australia untuk mencari Farshad, kakaknya yang telah lama hilang daripada melayani Farukh yang tengah sakit. 

Dia hanya akan memeriksa kondisi Farukh melalui pihak rumah sakit, bahkan terkesan tidak percaya dan tidak terlalu peduli ketika menanggapi permintaan juga penjelasan dari Farukh tentang keadaannya. 

2. Perlakuan Puan Seira dengan Farukh yang Tampak dengan Farshad yang Menghilang

Semenjak kehilangan Farshad, Puan Seira sering mengabaikan Farukh dan tidak terlalu banyak mendampinginya. Dia sibuk memperhatikan dan mencari keberadaan Farshad, seolah tidak rela kehilangan Farshad. 

3. Kesadaran Encik Fikhairil dan Puan Seira yang Masih Dikendali Obsesi

Setelah lama mencari Farshad, akhirnya Encik Fikhairil sadar bahwa dia dan istri tidak sengaja banyak mengabaikan Farukh yang memerlukan kehandiran mereka sebagai orang tua. 

Dia pun berusaha kembali menjadi sosok ayah yang mampu membina dan memberi perhatian yang layak kepada Farukh. Berbanding dengan Puan Seira yang hanya menyesal sesaat, kemudian kembali dikendali oleh obsesinya untuk mencari Farshad yang masih hilang. 

4. Perlakuan Puan Seira dengan Perlakuan Aunty Myra Terhadap Farukh

Ketika Puan Seira masih tidak bisa sepenuhnya hadir sebagai ibu yang mengasihi Farukh dengan layak akibat tidak mampu mengendalikan rasa berkabung dan obsesinya mencari sosok Farshad, Aunty Myra hadir sebagai pengganti secara tidak sengaja. 

Aunty Myra memperlakukan Farukh seolah anak sendiri dan memberi perhatian penuh dengan ketulusan serta kesungguhan, walau Farukh bukan putra kandungnya. Dia membuka kembali harapan Farukh untuk mendapatkan kasih sayang yang selalu gagal diterima dari Puan Seira. 

5. Farukh Saat Masih Berharap dengan Farukh yang Sudah Hampir Putus Asa

Ketika masih berharap kasih sayang dari Puan Seira, dia melakukan segala macam usaha untuk menjadi anak berprestasi dan melukis segala macam gambar di bidang seni agar menarik simpati. 

Namun, usaha positifnya selama ini hanya dianggap angin lalu dan diabaikan. Akibat perlakuan yang tak sebanding, dia mulai putus harapan dan rela melukai diri sendiri agar diperhatikan. Hal itu juga menjadi titik bagi Encik Fikhairil sadar sudah banyak mengabaikan Farukh. 

Di bagian lain, Farukh diceritakan sadar bahwa dirinya bukan Maie, anak kandung dari Aunty Myra. Akan tetapi, dalam keadaan hampir berputus asa, dia terima dan berpura-pura menjadi Maie agar mendapatkan perhatian dan kasih sayang lebih dari Aunty Myra. 

6. Prasangka Farukh dengan Kenyataan yang Sebenarnya

Farukh mengira percakapannya dengan Aunty Myra kala bersedih hanyalah ilusi sebab berada dalam pengaruh ganja yang dihirup. Namun, ternyata semua itu nyata berdasarkan penjelasan dan pesan yang dia terima dari Aunty Myra sendiri. 


● Rantai Paradigmatik

1. Hubungan Perlakuan Puan Seira dengan Perilaku Farukh

Puan Seira sering mengabaikan Farukh sehingga membuat Farukh sering berusaha untuk menarik simpatinya. Dari cara sehat hingga diluar akal sehat. Dimulai dari memperoleh banyak peestasi, Farukh berani melukai diri sendiri agar Puan Seira mau memperhatikan dan mengasihinya sebagai anak kandung. 

2. Hubungan Perlakuan Aunty Myra dengan Kondisi Farukh

Setelah banyak diabaikan oleh ibu kandung sendiri, Farukh merasa kecewa berat untuk kesekian kali sebagai anak yang mengharap kasih sayang orang tua. Walau Encik Fikhairil (ayahnya) sering berusaha memberi perhatian, tetap tidak dapat mengobati luka terabaikan oleh Puan Seira (ibunya) selama ini. Ibunya seolah peduli dengan Farshad saja dibandingkan keluarga yang masih menemaninya. 

Kehadiran Aunty Myra menjadi obat dan penyembuh bagi Farukh yang merindukan kasih sayang sosok ibu kandung. Walau Farukh bukan putra kandungnya, Aunty Myra tetap memberi perhatian sepenuh hati. Hal ini yang membuat Farukh mulai membaik dan mulai mau menerima keadaan. 

3. Hubungan Hilangnya Farshad dengan Farukh yang Terabaikan

Akibat hilangnya Farshad di Australia saat Farukh berusia empat tahun, Puan Seira dan Encik Fikhairil tidak sengaja mengabaikannya. Mereka sibuk mencari keberadaan Farshad, berharap bisa bertemu kembali. 

Bertahun-tahun lamanya dia diabaikan oleh kedua orang tua. Namun, selama masa diabaikan itu dia tidak berhenti berusaha untuk menarik simpati dengan prestasi walau tidak mendapat balasan yang sebanding. Akibat respons yang tidak sesuai harapan, membuat Farukh makin yakin dia tidak berarti bagi keluarga dan rela melukai diri agar mampu meluluhkan hati Puan Seira. 

4. Hubungan Kerinduan Aunty Myra pada Anak Kandung dengan Kerinduan Farukh pada Ibunya

Di dalam surat yang ditulis oleh Aunty Myra untuk Farukh memberitahu bahwa mereka memiliki persamaan dalam kerinduan, hanya saja terhadap orang yang berbeda. Aunty Myra yang rindu terhadap Maie dan Farukh yang rindu kepada Puan Seira menjadikan pertemuan mereka bermakna. Hal itu membuat Aunty Myra memperlakukan Farukh selayaknya putra kandung, sedang Farukh menerima dan menganggapnya sebagai ibu kandung. 

● Makna Cerita

Cerpen ini berpusat pada permasalahan hubungan antara orang tua kandung dan anak yang berjarak akibat peristiwa menghilangnya satu anggota keluarga. Pembaca menyadari sebenarnya cerita ingin memasukkan unsur masalah keluaega dan dampak dari perilaku para tokoh. Keluarga yang baik terdiri atas perhatian dan pendampingan yang baik diberikan kepada anak, begitu juga sebaliknya agar mereka saling mengasihi dan melindungi. 

Namun, pada cerpen justru sebaliknya. Sosok Farukh digambarkan sebagai anak yang terabaikan oleh orang tuanya secara tidak sengaja sejak peristiwa hilangnya Farshad (Kakak kandung Farukh). 

Akibat tidak mendapat perhatian yang semestinya didapatkan tokoh Farukh dari kedua orang tua, dia mulai membenarkan segala cara agar mereka dapat kembali bersimpati. Dia rela melakukan hal-hal yang membahayakan diri sendiri, menandakan keputus asaan dalam mencari perhatian yang diinginkan. 

Seandainya Puan Seira dan Encik Fikhairil bisa menyeimbangkan kegiatan pencarian Farshad dengan waktu memberi perhatian kepada Farukh secara adil, mungkin Farukh tidak akan berbuat demikian. Seandainya Puan Seira dapat mengendalikan obsesinya dalam mencari Farshad, mungkin dia masih berpasangan dengan Encik Fikhairil dan turut mendampingi Fikhairil sebagai tanda menjalankan tanggung jawab ibu kandung. 

Akan tetapi, sekali lagi mereka memiliki alasan masing-masing di setiap permasalahan. Puan Seira berperilaku abai terhadap Farukh sebab mental/jiwanya terluka dan tidak dapat merelakan hilangnya Farshad. Pada titik tersebut membuatnya tidak sadar dan belum maksimal dalam mengendalikan obsesi pencariannya. 

Meski permasalahan yang keputus asaan yang dihadapi Farukh begitu rumit, tetapi dihadirkan dengan tokoh Encik Muzammir dan Aunty Myra. Terutama Aunty Myra yang secara tidak sadar rela menjadi sosok pengganti Puan Seira untuk Farukh yang merindukan kasih sayang seorang ibu. 

Farukh juga banyak belajar dari segala apa yang telah ia lalui dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. 


● Pesan Moral:

1. Hargailah keluarga kita dengan sepenuh hati dan luangkan waktu dengan baik selagi mereka masih hidup. 

2. Percayalah bahwa Allah pasti akan menolong kita dari segala arah. Bahkan, pertolongan datang dari hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. 

3. Kita boleh bersedih, hanya saja jangan terlalu lama sehingga merugikan diri sendiri dan orang lain. Seberapa besar rasa duka kita, tetaplah percaya bahwa Allah akan menghadirkan kebahagiaan setelahnya. 

4. Belajarlah memahami kondisi orang lain sebelum memberikan komentar tanpa mengetahui situasi terlebih dahulu. Utamakan berpikir sebelum berbicara dan bertindak. 

5. Jangan pernah menyerah dalam berproses memperbaiki diri. Pasti Allah akan menyiapkan ganti yang baik tanpa kita sadari. 

● Representasi "Maie"

Maie di sini mengarah pada nama anak kandung Aunty Myra dan asal-usul mengapa tokoh Farukh memutuskan nama panggilannya menjadi Maie saat bertemu dan berbincang dengan teman kenalan satu ruang rawat di rumah sakit. 

● Pendapat Pribadi dari Pembaca

Cerita ini mengajarkan kita arti bersyukur dan menghargai keluarga yang saat ini masih mampu berhadir dalam hidup kita. Menunjukkan perjuangan bagi sebagian orang yang menghadapi sikap diabaikan atau malah ditinggalkan oleh keluarga. 

Seakan memiliki tujuan agar kita sebagai pembaca mampu memahami psikologis mereka yang terkena dampak masalah dari pihak keluarga dengan harapan tidak mudah menghakimi mereka, serta mampu bersimpati. 

Selain isu keluarga dan perasaan, cerita ini kembali mengarahkan kita agar tetap berbakti kepada orang tua dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh keduanya. 

● Pesan untuk Penulis:

Terima kasih sudah berbagi dan mengizinkan Nabilah untuk memberi ulasan mengenai cerita ini. Semoga bermanfaat. Masya Allah, semangat untuk Kak Tina Derika dalam menulis cerita yang mampu mengajak pembaca untuk menghargai waktu dan hidup yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta. Mohon doa agar Nabilah bisa turut menghadirkan karya yang bermakna dan mampu mengajak dalam kebaikan bagi para pembaca ya, Kak. 

Setiap pembaca dipersilakan untuk memiliki pendapatnya masing-masing. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dan simpulan dalam ulasan ini. Sekian, terima kasih. ☺🙏🏽

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Komentar