Berkenalan dengan Kebersihan

            


     Halo, Teman-Teman. Apakah Teman-Teman di sini ada yang memiliki kebiasaan membersihkan kamar sebelum belajar dan tidur? Atau malah selalu membersihkan kasur setelah bangun, sebelum memulai rutinitas pagi yang lain?

Kalau Teman-Teman tipe orang seperti itu, selamat! Berarti Teman-Teman sudah menyadari betapa pentingnya untuk menjaga kebersihan. Oh ya, bagi yang belum terbiasa untuk bersih-bersih, tidak perlu takut, cemas, atau tidak percaya diri. Kali ini, Nabilah akan mengajak Teman-Teman semua untuk berkelana seputar kebersihan. Tentu saja, diiringi dengan kiat dan solusi yang bisa Teman-Teman terapkan. Kalau Teman-Teman berpikir,

“Mulai hari ini, aku ingin bersih-bersih. Eh, tunggu, bagaimana kalau ternyata aku tidak punya bakat untuk bersih-bersih?”

Tenang, kita semua bisa. Akan tetapi, memang perlu proses dan dilatih agar terbiasa. Jadi, mari kita mulai berkenalan dengan kebersihan, yuk!

Kebersihan adalah kondisi lingkungan atau tempat yang terbebas dari kotoran juga noda. Kebersihan begitu penting dalam kehidupan kita sebagai manusia, sebab dapat memengaruhi pola pikir dan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kebersihan benar-benar harus kita perhatikan dan pelajari bersama untuk membangun hidup yang lebih baik dan sehat.

Oh ya, bersih saja tidak cukup ya, Teman-Teman. Ibarat menyapu lantai, sapunya mesti bersih. Tidak lupa lantai dipel setelah disapu agar harum. Nah, seperti itu pula saat kita membersihkan sesuatu. Harus tuntas dan totalitas.

              Sekarang, coba pejamkan mata sejenak dan bayangkan kenyamanan yang bisa Teman-Teman dapatkan bila berada di tempat dengan kondisi bersih, rapi, dan harum. Wah, pasti akan lebih menyenangkan dan semangat, ya? Sebenarnya banyak orang yang memiliki gambaran mengenai tempat bersih idaman, sesuai versi masing-masing pribadi. Mungkin tempat bersih di kepala kita, ada yang diiringi dengan suasana alam, kota, manis, dan lain-lain.

              Sudah semacam pensil warna-warni yang tersusun rapi, ya? Sangat menyenangkan! Akan tetapi, realita seolah memukul impian kita.   

              Tidak semua aspek mendukung untuk mendapatkan lingkungan yang bersih dan nyaman. Entah secara internal atau eksternal, disertai faktornya masing-masing. Satu diantaranya, ialah mayoritas masyarakat yang kurang peduli terhadap pentingnya kebersihan. Melalui hasil riset Kementerian Kesehatan, tercatat hanya 20 persen dari total masyarakat Indonesia yang peduli terhadap kebersihan dan kesehatan.

Padahal, hal tersebut berdampak pada tingkat kesehatan hidup kita. Tentu saja data ini tidak mendapat bantahan dari Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Purnawan Junaidi. Menurut beliau, hal ini dapat kita lihat dari kebiasaan dan pola sanitasi masyarakat Indonesia. Misal, masih banyak masyarakat kita yang tidak mempunyai jamban dan fasilitas pendukung sanitasi yang sesuai di tempat tinggalnya.

Akibatnya banyak penyakit yang timbul disebabkan kurang kesadaran dan fasilitas untuk mendukung kebersihan ini. Penyakit yang dimaksud ialah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare, menjadi faktor kurang menjaga kebersihan yang berdampak pada kesehatan. Diare bahkan terdata 31 persen menyebabkan kematian anak berusia 1 bulan sampai dengan 1 tahun dalam laporan Riskesdas.

              Menilik peristiwa dan isu sebelumnya, sekarang kita makin paham mengapa ilmu pengetahuan dan agama sepakat memberitahu pentingnya untuk menjaga kebersihan. Sebab kebersihan ternyata sangat berdampak bagi kehidupan dan kesehatan kita. Meski tidak semua orang menyadari, tetapi beruntung bagi kita yang mau belajar dan berusaha menyadarkan diri untuk menjaga kebersihan ditengah hiruk-pikuk kesibukan.

              Sebelum itu, mari berkenalan dengan negara yang memiliki tingkat paling ramah dan bersahabat dalam hal kebersihan, yakni Jepang. Siapa yang tidak mengenal negara Jepang yang sudah dididik untuk menjaga kebersihan sejak dini? Tidak main-main, di sekolah dasar saja, anak-anak di Jepang, terlebih dahulu diajari etika bersikap dan menjaga kebersihan. Jadi, teori akan diajarkan setelah mereka mulai paham tanggung jawab dalam menjaga kerapian dan kebersihan. Wah, unik dan menarik, ya?

              Beberapa acara di Jepang bahkan memasukkan program khusus yang mendatangi para klien dan menunjukkan proses membersihkan rumah sang klien yang berantakan. Kebersihan serupa kebiasaan dan rutinitas bagi orang Jepang. Kegiatan bersih-bersih hingga kepada berbenah dapat ditemui hampir seluruh penduduk Jepang. Marie Kondo, seorang ahli berbenah di Jepang bahkan sampai membuat buku khusus untuk memberitahu betapa pentingnya menyadari kegiatan yang berkaitan erat dengan kebersihan beserta metode menata barang-barang di rumah.

              Bagi Teman-Teman pemula yang ingin belajar tentang kebersihan dan berbenah sangat disarankan belajar melalui buku yang ditulis oleh Marie Kondo dengan judul The Life-Changing Magic of Tyding Up. Di sana beliau menjelaskan bahwa orang malas pun bisa berbenah untuk menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan mereka, terutama rumah. Diawali dengan mengubah pola pikir untuk memulai kegiatan mulia ini demi mendapatkan tempat yang membawa kebaikan bagi diri sendiri terlebih dahulu.

              Susunlah kegiatan dan waktu khusus untuk dapat membersihkan ruang yang saat ini sering kita tempati. Lalu buatlah komitmen pasti untuk memulai proses membersihkan ruang. Niscaya dengan keyakinan dan niat yang kuat, didukung oleh pola pikir bahwa kita pasti bisa, akan mempermudah langkah untuk mulai menjaga kebersihan. Minimal di ruang kita sendiri terlebih dahulu. Wallahua’lam. 

Banjarmasin, 12 September 2022 

 DAFTAR RUJUKAN

CNN Indonesia. 2018. Litbang Kemendagri.go.id. Riset: Kesadaran Masyarakat Indonesia akan Kebersihan Masih Rendah.

https://litbang.kemendagri.go.id/website/riset-kesadaran-masyarakat-indonesia-akan-kebersihan-masih-rendah/

Diakses pada Minggu, 11 September 2022. Pukul 23.22 Wita. 

 

Komentar